Maksimalkan Peluang Studi S2 di Luar Negeri dengan Tes GRE
Memanfaatkan peluang untuk melanjutkan studi tingkat tinggi di luar negeri adalah momen yang paling tepat untuk dioptimalkan sepenuhnya. Jika Anda bermaksud mengejar pendidikan tingkat lanjut di luar negeri, terutama dalam konteks gelar strata dua (S2), terdapat beragam program pascasarjana yang dapat diambil, mulai dari MBA hingga MsC. Namun, tentunya penting untuk memahami persyaratan yang harus dipenuhi agar bisa kuliah di luar negeri dengan sukses.
Salah satu prasyarat utama untuk mengikuti program pascasarjana di luar negeri adalah memiliki skor GRE dengan tingkat tertentu. Skor GRE bisa diperoleh melalui ujian GRE. Lantas, apa sebenarnya yang dimaksud dengan GRE?
Untuk lebih memahami tentang ujian GRE, mari kita telusuri penjelasannya secara detail.
Baca juga: Tes GRE: Persyaratan, Manfaat, dan Biaya
Apa Itu Tes GRE?
Graduate Record Examination (GRE) merupakan ujian penilaian yang menjadi salah satu persyaratan bagi mereka yang ingin melanjutkan studi tingkat lanjut. Tes GRE diadakan dengan tujuan mengukur kemampuan individu dalam menganalisis informasi kuantitatif serta memahami teks-teks yang kompleks.
Untuk kamu yang ingin melanjutkan pendidikan di luar negeri, jangan lupa baca untuk tips-tips yang haru dipersiapkan sebelum melanjutkan pendidikan di luar negeri disini.
Mengapa Tes GRE Penting?
Tes GRE memiliki peran yang signifikan dalam proses seleksi penerimaan ke program pascasarjana. Bukan hanya sekadar angka, skor GRE mencerminkan kemampuan intelektual dan potensi akademik Anda. Skor yang baik dapat meningkatkan peluang Anda diterima di program yang Anda impikan. Selain itu, beberapa program juga menggunakan skor GRE untuk pemberian beasiswa.
Skor yang diperoleh dalam ujian GRE berada dalam rentang 260 hingga 340 dan berlaku selama lima tahun. Durasi total pengerjaan ujian GRE adalah 3 jam 45 menit. Dalam jangka waktu tersebut, peserta ujian diharuskan menyelesaikan sejumlah soal dengan baik guna mencapai skor tertinggi.
Ujian GRE terdiri dari beberapa bagian yang harus diselesaikan. Apa saja komponen-komponen yang ada dalam ujian GRE? Mari kita simak rincian selengkapnya. Pastikan untuk memperhatikannya dengan baik!
Komponen GRE
Penulisan Analitis
Bagian penulisan analitis dalam ujian GRE memiliki peran penting dalam mengukur kemampuan peserta untuk menyusun esai yang terstruktur dan mampu menganalisis argumen secara mendalam. Dalam bagian ini, peserta dihadapkan pada tugas untuk menulis dua esai dalam bahasa Inggris. Esai pertama mengharuskan mereka untuk menyatakan pandangan mereka terhadap suatu isu tertentu, sementara esai kedua mengharuskan mereka untuk menganalisis argumen yang diberikan. Waktu yang terbatas menjadi tantangan tersendiri, di mana peserta harus mampu mengelola waktu dengan baik agar kedua esai dapat diselesaikan dalam 60 menit.
Pemahaman Verbal
Pemahaman verbal merupakan kemampuan penting dalam konteks akademik dan profesional. Bagian ini diujikan dalam format soal pilihan ganda dan bertujuan untuk mengukur kemampuan peserta dalam memahami dan menganalisis teks dalam bahasa Inggris. Terdapat dua set soal, masing-masing dengan 20 pertanyaan, yang harus diselesaikan dalam waktu 30 menit untuk setiap setnya. Kemampuan peserta dalam mengidentifikasi makna kata, merumuskan kesimpulan berdasarkan konteks, dan menganalisis struktur teks diuji dalam bagian ini.
Pemahaman Kuantitatif
Pemahaman kuantitatif menguji kemampuan dasar peserta dalam matematika. Dalam segmen ini, peserta dihadapkan pada 20 soal matematika yang mencakup berbagai konsep, seperti aritmatika, aljabar, geometri, dan analisis data. Peserta diharapkan menjawab dua set soal dalam waktu 35 menit untuk setiap setnya. Kemampuan dalam menerapkan konsep matematika dalam pemecahan masalah diuji melalui bagian ini, yang penting dalam konteks akademik dan profesional di berbagai bidang.
Tes Tidak Dinilai / Pertanyaan Penelitian
Selain tiga komponen di atas, terdapat juga segmen tes tidak dinilai atau pertanyaan penelitian. Meskipun hasil dari segmen ini tidak memengaruhi penilaian akhir ujian GRE, bagian ini memiliki nilai penting dalam menggali pemikiran penelitian calon mahasiswa. Peserta dihadapkan pada sejumlah pertanyaan yang mendorong mereka untuk merumuskan jawaban berdasarkan pengetahuan dan pemahaman mereka sendiri. Meskipun tidak memberikan dampak pada skor akhir, bagian ini memberikan gambaran kepada pihak penyelenggara mengenai pemahaman dan minat penelitian calon mahasiswa.
Baca juga: Mengenal Lebih dalam Perbedaan Antara GMAT Test dan GRE Test
Persiapan yang Efektif
Anda harus mempersiapkan diri dengan baik sebelum mengikuti tes GRE, dan berikut adalah langkah-langkah yang dapat Anda ikuti:
a. Membuat Jadwal
Buat jadwal persiapan yang terstruktur. Tentukan berapa lama waktu yang Anda miliki untuk belajar dan alokasikan waktu untuk masing-masing bagian tes.
b. Sumber Belajar
Gunakan buku panduan resmi GRE yang mengandung contoh soal dan strategi. Selain itu, Anda dapat mencari sumber online, seperti situs web dan video tutorial, untuk membantu Anda memahami konsep-konsep sulit.
c. Latihan Soal
Melakukan latihan soal adalah kunci utama. Cobalah untuk menyelesaikan berbagai jenis soal agar Anda terbiasa dengan format tes dan meningkatkan kecepatan serta akurasi Anda.
d. Simulasi Ujian
Lakukan simulasi ujian lengkap sesuai format waktu tes sebenarnya. Ini akan membantu Anda mengukur sejauh mana kemajuan persiapan Anda dan mengelola waktu dengan lebih efektif.
Ingin mendapatkan skor GRE yang memuaskan? Baca tips-tips nya disini.
Strategi Menghadapi Tes GRE
Selain persiapan, Anda juga perlu mengembangkan strategi menghadapi tes GRE:
a. Fokus pada Kelemahan
Identifikasi area di mana Anda kurang percaya diri, dan alokasikan lebih banyak waktu untuk memahami konsep-konsep tersebut.
b. Kelola Waktu
Waktu sangat penting dalam tes GRE. Pelajari trik cepat menyelesaikan soal dan hindari terjebak pada satu pertanyaan.
c. Perhatikan Skor Minimal Program
Cari tahu skor GRE minimal yang diperlukan oleh program pascasarjana yang Anda tuju. Ini akan membantu Anda menetapkan target skor yang realistis.
Berapa Minimal Skor GRE di Beberapa Universitas di Luar Negeri?
Harvard University
Minimal Skor GRE: 320
Harvard University, sebagai salah satu universitas paling bergengsi di dunia, menetapkan standar yang tinggi. Untuk masuk ke program pascasarjana di Harvard, calon mahasiswa perlu mencapai skor GRE minimal 320. Namun, perlu diingat bahwa persaingan sangat ketat, dan skor di atas 320 akan meningkatkan peluang diterima.
Minimal Skor GRE: 325
Stanford University adalah tempat bagi para pemimpin masa depan. Calon mahasiswa yang ingin melanjutkan studi di Stanford perlu meraih skor GRE minimal 325. Namun, universitas ini juga menilai prestasi akademik lainnya dan potensi kandidat secara menyeluruh.
Massachusetts Institute of Technology (MIT)
Minimal Skor GRE: Tidak Ada Standar Tetap
MIT dikenal karena fokusnya pada keunggulan akademik dan inovasi. Universitas ini tidak memiliki skor GRE minimal yang ditentukan secara khusus. Namun, untuk bersaing dengan baik, sebaiknya calon mahasiswa memiliki skor di atas 320 untuk bagian verbal dan kuantitatif.
University of Oxford
Minimal Skor GRE: 320
Oxford adalah institusi bersejarah yang menawarkan program pascasarjana dengan reputasi dunia. Calon mahasiswa internasional harus menghasilkan skor GRE minimal 320. Namun, beberapa program tertentu mungkin memiliki persyaratan yang berbeda.
Baca juga: Tips Memilih Universitas di Luar Negeri
Perbedaan Antara Format Ujian GRE Berbasis Komputer dan Kertas
Ketika membandingkan format ujian GRE yang disampaikan melalui komputer dan berbasis kertas, ada beberapa perbedaan yang mencolok yang dapat memengaruhi cara para peserta ujian menghadapi dan mengalami ujian. Perbedaan-perbedaan ini meliputi durasi ujian, konten yang diujikan, jenis-jenis pertanyaan, jumlah pertanyaan dalam beberapa bagian tertentu, dan format bagian menulis analitis.
Durasi
Salah satu perbedaan yang paling nyata adalah durasi ujian. GRE berbasis komputer memerlukan waktu 3 jam 45 menit untuk diselesaikan, sementara versi berbasis kertas memerlukan waktu 3 jam 30 menit. Perbedaan waktu ini bisa memengaruhi daya tahan dan strategi pengelolaan waktu para peserta ujian.
Konten dan Penilaian
Kedua format memiliki kesamaan dalam konten dan penilaian mereka. Keduanya terdiri dari tiga bagian utama: penalaran verbal, penalaran kuantitatif, dan menulis analitis. Bagian-bagian ini dinilai dengan skala penilaian yang sama, sehingga memungkinkan perbandingan skor antara kedua format tersebut. Silabus GRE tetap konsisten di kedua format, termasuk pembaruan apa pun yang mungkin telah diperkenalkan, seperti yang ada pada Silabus GRE tahun 2023.
Pahami bagaimana GRE dapat meningkatkan peluang Anda masuk ke program yang Anda inginkan, disini.
Jenis-jenis Pertanyaan
Meskipun jenis-jenis pertanyaan dalam bagian penalaran verbal dan penalaran kuantitatif cukup mirip di kedua format, perbedaan besar muncul dalam ujian GRE berbasis kertas. Format berbasis kertas tidak memiliki pertanyaan pemahaman bacaan yang meminta pemilihan bagian tertentu dari suatu bacaan untuk menjawab pertanyaan, yang merupakan fitur khas dari GRE berbasis komputer.
Jumlah Pertanyaan
Dalam hal jumlah pertanyaan, ada perbedaan antara kedua format tersebut. GRE berbasis komputer menyajikan 20 pertanyaan dalam setiap bagian penalaran verbal dan penalaran kuantitatif, sementara GRE berbasis kertas memiliki 25 pertanyaan per bagian. Variasi dalam jumlah pertanyaan ini dapat memengaruhi ritme dan alokasi waktu para peserta ujian.
Menulis Analitis
Perbedaan signifikan lainnya adalah dalam format bagian menulis analitis. Dalam GRE berbasis komputer, ada satu bagian dengan dua tugas yang diwaktu secara terpisah, satu menganalisis isu dan yang lain menganalisis argumen. Sebaliknya, format ujian GRE berbasis kertas terdiri dari dua bagian, masing-masing dengan satu tugas. Namun, jumlah total pertanyaan dalam bagian menulis analitis tetap sama untuk kedua format, yaitu dua pertanyaan.
Baca juga: Rekomendasi Kursus Persiapan GRE di Jakarta
Kesamaan Antara Pola Ujian GRE Berbasis Komputer dan Kertas
Meskipun ada perbedaan-perbedaan ini, ada juga beberapa kesamaan antara kedua format tersebut yang memberikan pengalaman pengujian yang konsisten bagi semua peserta ujian GRE:
Struktur Bagian: Baik GRE berbasis komputer maupun berbasis kertas termasuk enam bagian, masing-masing dipisahkan oleh istirahat 10 menit. Struktur yang konsisten ini memungkinkan peserta ujian untuk merencanakan istirahat mereka dan mengelola waktu dengan efektif.
Fleksibilitas: Peserta ujian dalam kedua format memiliki fleksibilitas untuk melewati pertanyaan dalam sebuah bagian, mengulang dan mengubah jawaban mereka, dan memilih urutan dalam menjawab pertanyaan dalam sebuah bagian. Fleksibilitas ini dapat berharga dalam beradaptasi dengan kekuatan dan kelemahan individu.
Kalkulator di Layar (Berbasis Komputer): Dalam GRE berbasis komputer, peserta ujian memiliki akses ke kalkulator di layar untuk bagian penalaran kuantitatif. Alat ini dapat membantu melakukan perhitungan dengan efisien.
Kalkulator ETS (Berbasis Kertas): Sebaliknya, GRE berbasis kertas menawarkan kalkulator ETS untuk bagian penalaran kuantitatif. Meskipun tidak sefleksibel seperti kalkulator di layar, kalkulator ini tetap memberikan cara untuk melakukan perhitungan yang diperlukan.
Pencatatan (Berbasis Kertas): Peserta ujian dalam GRE berbasis kertas dapat menggunakan buku tes untuk mencatat, yang dapat sangat berguna untuk mencatat ide-ide dan perhitungan selama ujian.
Bagian yang Tidak Dinilai: Kedua format termasuk bagian yang tidak dinilai atau penelitian, tetapi perlu dicatat bahwa format ujian berbasis kertas tidak memiliki bagian ini. Bagian ini bertujuan untuk mengumpulkan data untuk tujuan penelitian ETS dan tidak dihitung dalam skor peserta ujian.
Sebagai kesimpulan, meskipun format ujian GRE berbasis komputer dan berbasis kertas memiliki perbedaan dalam berbagai aspek, termasuk durasi, jenis pertanyaan, dan format bagian menulis analitis, mereka juga memiliki kesamaan penting yang memastikan pengalaman pengujian yang standar dan adil bagi semua calon peserta ujian GRE.
Navigasikan persiapan GRE Anda dengan nasihat dari para ahli, disini.
Kenapa Skor GRE Penting?
Skor GRE adalah salah satu faktor yang membantu universitas mengevaluasi kemampuan akademik dan potensi mahasiswa. Namun, penting diingat bahwa skor GRE bukan satu-satunya pertimbangan. Prestasi akademik sebelumnya, surat rekomendasi, esai pribadi, dan pengalaman kerja juga turut diperhitungkan.
Persiapan menyeluruh dan strategi yang tepat dapat membantu Anda meraih skor terbaik dalam tes GRE. Berkomitmen untuk belajar dengan giat, berlatih secara konsisten, dan mengembangkan strategi yang efektif akan meningkatkan peluang Anda diterima di program pascasarjana impian Anda.
Tes GRE memiliki peran krusial dalam memberikan gambaran objektif tentang kemampuan akademis dan potensi calon mahasiswa dalam lingkungan pendidikan pascasarjana. Nilai yang dihasilkan dari tes ini sering digunakan sebagai salah satu faktor penentu dalam proses seleksi penerimaan mahasiswa. Meskipun demikian, penting untuk diingat bahwa nilai GRE tidak berdiri sendiri, melainkan sebagai bagian dari aplikasi yang lebih luas, termasuk riwayat akademis, surat rekomendasi, dan pernyataan tujuan.
Kesimpulannya, Tes GRE adalah ujian yang memberikan gambaran tentang kualifikasi akademis calon mahasiswa dalam lingkungan pendidikan pascasarjana. Dengan persiapan yang baik dan pemahaman yang mendalam tentang struktur serta tujuan tes, calon mahasiswa memiliki peluang lebih besar untuk memperoleh hasil yang memuaskan. Namun, perlu diingat bahwa nilai tes ini hanya satu aspek dari aplikasi, dan komponen lainnya juga memiliki peran penting dalam proses seleksi akademis.
FAQs
Bagaimana cara mendaftar untuk GRE?
Anda bisa mendaftar untuk GRE melalui situs resmi ETS (Educational Testing Service), penyelenggara tes GRE. Anda perlu membuat akun, memilih lokasi dan tanggal tes, serta membayar biaya pendaftaran.
Berapa lama durasi tes GRE?
Durasi total tes GRE adalah sekitar 3 jam 45 menit, termasuk dua bagian Verbal Reasoning, dua bagian Quantitative Reasoning, dan satu bagian Analytical Writing.
Berapa lama skor GRE berlaku?
Skor GRE umumnya berlaku selama lima tahun. Namun, kebijakan universitas bisa berbeda, jadi periksa persyaratan universitas tujuan Anda.
Apakah semua universitas membutuhkan skor GRE?
Tidak semua universitas memerlukan skor GRE. Kebijakan penerimaan berbeda antar universitas dan program studi. Beberapa program mungkin meminta skor GRE sebagai salah satu persyaratan, sementara yang lain tidak.
Apakah bisa mengulang tes GRE?
Ya, Anda bisa mengulang tes GRE jika merasa perlu meningkatkan skor Anda. Namun, ada batasan berapa kali Anda bisa mengambil tes dalam waktu tertentu.
Nah, sekarang Anda sudah tau kan apa saja yang harus Anda persiapkan. Yuk mulai persiapan GRE untuk mendapatkan skor yang sesuai dengan persyaratan universitas yang Anda tuju. Sudah banyak test-test online di internet, tapi masih bingung? Gabung dengan kami sekarang.