10 Negara dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi di Tahun 2024
Pengangguran adalah salah satu masalah ekonomi yang paling kompleks dan berdampak luas bagi sebuah negara.
Tingginya tingkat pengangguran dapat menyebabkan berbagai dampak negatif. Seperti meningkatnya angka kemiskinan, ketimpangan sosial, dan ketidakstabilan ekonomi.
Bahkan, dalam beberapa kasus, pengangguran yang tinggi dapat memicu gejolak politik dan sosial yang berkepanjangan.
Pada tahun 2024, beberapa negara di dunia masih berjuang menghadapi tingkat pengangguran yang tinggi.
Faktor-faktor seperti ketidakstabilan politik, rendahnya investasi, kurangnya kesempatan kerja, hingga ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dan kebutuhan industri menjadi penyebab utama tingginya angka pengangguran di negara-negara ini.
Berdasarkan data terbaru dari Dana Moneter Internasional (IMF) dan berbagai sumber ekonomi global. Berikut adalah sepuluh negara dengan tingkat pengangguran tertinggi di dunia pada tahun 2024.
Artikel ini juga akan menganalisis mengenai penyebab utama dan solusi potensial untuk mengatasi permasalahan pengangguran tersebut.
Baca juga: Mengenal Lebih Dekat Oxford Centre for Islamic Studies (OCIS)
1. Sudan (47,2%)
Sudan menduduki peringkat pertama sebagai negara dengan tingkat pengangguran tertinggi, yaitu mencapai 47,2%. Penyebab utama dari tingginya pengangguran di Sudan adalah ketidakstabilan politik yang berkepanjangan akibat konflik sipil dan kudeta militer.
Hal ini menghambat investasi asing dan mengakibatkan banyak perusahaan lokal yang terpaksa tutup.
Selain itu, rendahnya akses terhadap pendidikan dan pelatihan keterampilan juga menjadi kendala besar bagi angkatan kerja Sudan untuk mendapatkan pekerjaan yang layak.
2. Afrika Selatan (32,8%)
Meskipun Afrika Selatan merupakan salah satu negara dengan ekonomi terbesar di Afrika, tingkat pengangguran di negara ini tetaplah tinggi, yaitu mencapai 32,8%.
Masalah utama yang dihadapi Afrika Selatan adalah ketimpangan ekonomi yang tajam dan kurangnya keterampilan yang sesuai dengan kebutuhan industri.
Selain itu, ketidakstabilan dalam kebijakan ekonomi dan peraturan ketenagakerjaan yang kompleks turut memperburuk kondisi pasar tenaga kerja.
3. Palestina (24%)
Pengangguran di Palestina mencapai 24% pada tahun 2024, terutama disebabkan oleh situasi politik yang tidak stabil akibat konflik berkepanjangan dengan Israel.
Hal ini menghambat pertumbuhan ekonomi dan investasi, yang menyebabkan minimnya kesempatan kerja.
Sektor usaha kecil dan menengah (UKM), yang seharusnya menjadi motor pertumbuhan ekonomi, juga mengalami kendala besar akibat blokade ekonomi dan keterbatasan sumber daya.
4. Georgia (18,6%)
Georgia memiliki tingkat pengangguran sebesar 18,6%. Meskipun negara ini telah melakukan reformasi ekonomi dalam beberapa tahun terakhir, masih ada tantangan besar dalam menciptakan lapangan kerja yang stabil.
Salah satu masalah utamanya adalah ketidaksesuaian antara keterampilan tenaga kerja dan kebutuhan pasar kerja. Sehingga menyebabkan banyaknya lulusan perguruan tinggi kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan bidang keahlian mereka.
5. Bosnia dan Herzegovina (15,3%)
Dengan tingkat pengangguran 15,3%, Bosnia dan Herzegovina masih menghadapi kesulitan dalam menciptakan stabilitas ekonomi pasca-konflik.
Salah satu penyebab utama adalah rendahnya tingkat investasi asing, yang membuat pertumbuhan sektor industri dan jasa jadi berjalan lambat. Selain itu, banyaknya tenaga kerja yang bermigrasi ke negara lain juga memperburuk kondisi ekonomi domestik.
6. Makedonia Utara (14,1%)
Meskipun Makedonia Utara telah menunjukkan pertumbuhan ekonomi yang cukup baik dalam beberapa tahun terakhir, nyatanya tingkat pengangguran masih cukup tinggi di angka 14,1%.
Baca juga: 7 Negara di Dunia dengan Populasi Orang Indonesia Terbanyak
Tantangan terbesar yang dihadapi negara ini adalah kurangnya sektor industri yang kuat dan minimnya inovasi dalam dunia usaha. Selain itu, sistem pendidikan yang belum sepenuhnya selaras dengan kebutuhan industri juga menjadi faktor penyebab tingginya pengangguran.
7. Armenia (14%)
Dengan tingkat pengangguran sebesar 14%, Armenia menghadapi tantangan dalam menciptakan ekonomi yang lebih beragam.
Ketergantungan yang tinggi pada sektor tertentu, seperti pertanian dan industri manufaktur skala kecil, membuat ekonomi negara ini rentan terhadap perubahan global.
Kurangnya investasi dalam bidang teknologi dan infrastruktur juga menghambat pertumbuhan sektor-sektor baru yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar.
8. Maroko (11,7%)
Maroko memiliki tingkat pengangguran sebesar 11,7%. Meskipun sektor pariwisata cukup berkembang, sektor pertanian dan manufaktur masih menghadapi tantangan besar dalam menyediakan lapangan kerja yang cukup bagi penduduknya.
Masalah struktural dalam perekonomian seperti birokrasi yang kompleks dan rendahnya produktivitas tenaga kerja, turut menjadi penghambat utama dalam penyerapan tenaga kerja.
9. Spanyol (11,3%)
Spanyol merupakan satu-satunya negara di Eropa Barat yang masuk dalam daftar ini, dengan tingkat pengangguran mencapai 11,3%.
Krisis ekonomi yang pernah melanda negara ini beberapa tahun lalu, ditambah dengan dampak pandemi COVID-19, masih meninggalkan jejak panjang dalam pasar tenaga kerja.
Pengangguran di kalangan anak muda menjadi masalah serius di Spanyol. Ini dibuktikan dengan banyaknya lulusan universitas merasa kesulitan untuk mendapatkan pekerjaan yang sesuai dengan keahlian mereka.
10. Albania (11%)
Albania menghadapi tingkat pengangguran sebesar 11%. Salah satu faktor utama yang menyebabkan tingginya angka pengangguran adalah minimnya investasi asing dan rendahnya daya saing industri lokal.
Selain itu, banyaknya penduduk yang memilih untuk bermigrasi ke negara lain dalam mencari pekerjaan juga menyebabkan pasar tenaga kerja dalam negeri mengalami stagnasi.
Dampak Pengangguran terhadap Masyarakat dan Perekonomian
Tingkat pengangguran yang tinggi tidak hanya berdampak pada individu yang kehilangan pekerjaan, tetapi juga mempengaruhi kondisi sosial dan ekonomi suatu negara secara keseluruhan.
Salah satu dampak terbesar adalah meningkatnya angka kemiskinan, karena banyaknya penduduk yang tidak memiliki pendapatan tetap.
Selain itu, pengangguran juga dapat menyebabkan peningkatan angka kejahatan dan ketidakstabilan sosial akibat frustrasi ekonomi yang dialami masyarakat.
Dari sisi ekonomi, tingginya jumlah pengangguran akan mengurangi daya beli masyarakat. Yang pada akhirnya dapat memperlambat pertumbuhan ekonomi nasional.
Oleh karena itu, kebijakan untuk mengatasi pengangguran harus menjadi prioritas utama bagi pemerintah dan sektor swasta.
Solusi untuk Mengatasi Pengangguran
Untuk mengatasi tingginya tingkat pengangguran, negara-negara yang terdampak perlu menerapkan berbagai strategi yang efektif, antara lain:
Baca juga: 7 Negara ASEAN dengan Tingkat Pengangguran Tertinggi
- Peningkatan Pendidikan dan Pelatihan Vokasi
Program pelatihan vokasi yang lebih relevan dengan kebutuhan industri harus diperkuat untuk mengurangi kesenjangan antara keterampilan tenaga kerja dan permintaan pasar. - Mendorong Investasi Domestik dan Asing
Kebijakan ekonomi yang mendukung iklim investasi harus diterapkan untuk meningkatkan jumlah perusahaan yang dapat menyerap tenaga kerja dalam jumlah besar. - Pengembangan Sektor Industri Kreatif dan Teknologi
Negara-negara ini perlu berinvestasi dalam sektor industri kreatif, teknologi, dan digital untuk membuka lebih banyak peluang kerja bagi generasi muda. - Reformasi Regulasi Ketenagakerjaan
Regulasi yang lebih fleksibel dan mendukung pertumbuhan usaha kecil dan menengah (UKM) dapat membantu menciptakan lebih banyak lapangan kerja. - Diversifikasi Ekonomi
Ketergantungan pada sektor-sektor tradisional harus dikurangi dengan mengembangkan sektor-sektor baru yang lebih menjanjikan, seperti energi terbarukan dan pariwisata digital.
Pentingnya Keterampilan Bahasa dalam Meningkatkan Peluang Kerja
Salah satu faktor yang dapat membantu individu untuk bersaing di pasar kerja global adalah kemampuan bahasa, terutama bahasa Inggris.
Banyak perusahaan multinasional dan institusi pendidikan internasional mensyaratkan sertifikasi bahasa seperti TOEFL, IELTS, GMAT, dan GRE sebagai kualifikasi tambahan bagi para kandidat.
Untuk membantu meningkatkan kompetensi ini, Ultimate Education menyediakan berbagai program kursus dan bimbingan terbaik untuk SAT, IELTS, TOEFL iBT, TOEFL ITP, GMAT, GRE, ACT, dan GED.
Dengan dukungan tenaga pengajar profesional dan metode pembelajaran yang efektif. Ultimate Education siap membantu kamu untuk mencapai skor terbaik dan membuka peluang karier serta pendidikan di tingkat internasional.
Jangan biarkan keterbatasan bahasa menjadi penghalangmu dalam mencapai kesuksesan! Segera daftarkan diri di Ultimate Education dan raih masa depan yang lebih cerah!